IDENTIFIKASI SEBARAN ZONA ENDAPAN MINERALISASI TIMAH MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI LAPANGAN "EY" BLOK SELATAN, PULAU BANGKA

Telah dilakukan penelitian menggunakan metode magnetik untuk mengetahui sebaran anomali medan magnetik, menganalisa sebaran anomali berdasarkan interpretasi kualitatif dan kuantitatif serta menentukan keberadaan anomali untuk keperluan eksplorasi pengeboran pada kawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) miliki PT. TIMAH (Persero) Tbk, Pangkalpinang, Provinsi Kepualauan Bangka Belitung. Pengukuran dilakukan di 3954 titik menggunakan alat Proton Procession Magnetometer (PPM) dengan jarak antar titik pengukuran sejauh 250 meter. Data hasil pengukuran dilakukan koreksi variasi harian (diurnal) dan IGRF (International Geomagnetic References Field) untuk mendapatkan data anomali magnetik. Data anomali magnetik tersebut diolah menggunakan software Oasis Montaj 6.4.2. Hasil peta kontur anomali magnetik kemudian dilakukan penapisan RTE (Reduce to Equator) yang menginformasikan letak anomali medan magnetik sudah berada di bawah posisi anomali sebenarnya serta dilakukan penapisan kontinuasi ke atas (Upward Continuation) sejauh 100 meter untuk melihat anomali secara regional yang ditunjukkan dengan adanya kontras anomali antara anomali tinggi (merah-merah muda) dengan anomali rendah (biru tua-biru muda) yang diindikasikan sebagai zona struktur regional berarah Barat Laut-Tenggara dan Barat Daya-Timur Laut. Zona ini diindikasikan sebagai zona alterasi endapan mineral timah. Selanjutnya ditarik profil lurus dari arah Utara menuju Selatan pada peta kontur hasil kontinuasi ke atas (Upward Continuation) sejauh 100 meter untuk memodelkan batuan bawah permukaan di lokasi penelitian. Pemodelan hasil penampang 2D batuan bawah permukaan tersebut menunjukkan adanya zona alterasi endapan mineral timah sepanjang lapisan batun dan 4 lapisan batuan dengan kedalaman 0-1072 meter. Lapisan batuannya adalah aluvium (k=2-6 h=0-282 meter), granit (k=200-800 h=142-563 meter), batupasir (k=20-30 h=423-809 meter) dan batupasir lempungan (k=60-90 h=668-1072 meter). Berdasarkan geologi, hasil interpretasi kualitatif dan kuantitatif data penelitian, terdapat 4 lapisan batuan dengan suseptibiltas (10-6 cgs) yang relatif tinggi, anomali (zona alterasi mineral timah) berada di pola sebaran nilai kemagnetan yang rendah dan berada diantara nilai kemagnetan tinggi yang berada pada jarak 1248-2066 meter sedalam 1072 meter dan diduga batuan bawah permukaan pembawa mineral timah tersebut adalah batuan granit.Kata Kunci : Metode Magnetik, (PPM) Proton Procession Magnetometer, Anomali Magnetik. Suseptibilitas, Timah, batugranit, Zona Alteras